Sabtu, 20 Agustus 2011

PARAMORE Concert Live in Bali 2011






PARAMORE Band pop punk asal Amerika Serikat ini akhirnya menggelar konser pertamanya yang di adakan di Lotus Pond, Garuda Wisnu Kencana (GWK), Bali, Rabu (17/8/2011) malam.

Butuh waktu enam tahun hingga akhirnya Hayley Williams (vokal), Jeremy Davis (bass), dan Taylor York (gitar) bertatapan langsung untuk menyanyi dan menari bersama para penggemarnya di Indonesia. Penantian cukup panjang tersebut seolah terbayarkan dengan 18 lagu yang dimainkan band asal Tennesse, Amerika Serikat itu.

Konser dibuka dengan aksi The Swellers. Band asal Michigan, Amerika Serikat itu cukup memanaskan arena konser yang dipadati ribuan Parawhores sebelum menikmati ‘suguhan utama’.


Aksi penampilan Paramore dalam konser yang bertajuk ” Paramore Live in Concert in Bali ” mampu memukau ribuan penggemar nya. begitu hayle Williams ( vokalis ) menyanyikan lagu pertama semua penonton serentak mengikuti sang vokalis

"Ignorance" dipilih sebagai lagu pembuka untuk memancing semangat penonton. Arena konser yang semula diliputi udara dingin, seakan tak terasa begitu melihat aksi enerjik Hayley.

Vokalis yang memiliki suara khas itu tampil casual dengan kaos kuning, dibalut jeans berwarna hitam di bagian kanan, dan putih di bagian kiri. Sejak menit pertama menginjakkan kaki di atas panggung, Hayley tak henti-tentinya berjoget sambil headbanging. Semangat sang vokalis senada dengan warna rambutnya yang merah menyala.

“Bali, bagaimana kabar kalian? Sudah 6 tahun, dan ini pertama kali kami ke Indonesia. Aku tak tahu kenapa, tapi kami sangat suka berada di sini,” ucap Hayley dari atas panggung yang langsung disambut gemuruh ribuan Parawhores.

"Feeling Sorry" dan lagu hits mereka "That’s What You Get" kemudian mengalun. Aksi panggung Paramore didukung dengan kualitas sound yang maksimal, sehingga suara Hayley, cabikan gitar Taylor dan betotan bass Jeremy terasa enak masuk ke telinga.

Penampilan tiga additional player juga membuat aksi Paramore semakin hidup. Belum lagi arena konser yang terasa eksotis dengan tebing-tebing tinggi di GWK.

Usai jingkrak-jingkrakan dengan "For A Pessimist", "Emergency", "Playing God" dan "Decode", band yang terbentuk pada 2004 itu juga membawakan beberapa lagu versi akustik. Tak ketinggalan lagu dari album terakhir mereka "Brand New Eyes" ikut mengalun.

Hayley sempat mengungkapkan rasa terima kasihnya kepada para penggemar Paramore di Indonesia atas dukungannya yang luar biasa selama ini. Ia mengaku selalu berinteraksi dan mendapatkan pesan yang luar biasa di Twitter.

“Kalian tak tahu rasanya akhirnya kami bisa bertemu dengan kalian, melihat wajah kalian, dan bernyanyi bersama kalian. Terima kasih atas dukungan yang luar biasa selama ini,” ungkap Hayley.

“Indonesia Merdeka,” lanjutnya dengan penuh semangat sambil mengangkat tangan ke udara.

“Untuk merayakan kemerdekaan kalian, aku ingin kalian menyanyi dengan suara paling keras hingga tak ada suara yang tersisa saat kalian pulang nanti,” ajaknya.

Sebelum lagu "The Only Exception" dimainkan, Hayley minta penggemarnya menyalakan cahaya dari handphone sambil mengangkat angkat tangan ke atas. Suasana konser pun terasa lebih syahdu.

Paramore sepertinya tahu cara memuaskan penggemar. Di penghujung konsernya, Hayley mengajak tiga orang Parawhore naik ke atas panggung untuk menyanyi bersama.

Ibarat tak ingin melewatkan kesempatan sekali seumur hidup, salah satu dari mereka langsung mengeluarkan kamera dan memeluk satu persatu personel Paramore sambil mengambil gambar. Meski awalnya tak menyangka, Hayley tetap melayani permintaan penggemarnya itu dengan ramah. Bukan hanya sekali, tiga kali foto ditambah menggendong dan memeluk Hayley di hadapan ribuan penggemar lainnya.

Konser selama 90 menit yang dipromotori ShowMaxx Entertainment itu akhirnya usai dengan lagu penutup "Brick" dan "Misery Business". “Aku cinta kalian, Indonesia,” ujar Hayley sambil memberikan penghormatan bersama anggota band lainnya ke arah penonton.

































Java Rockin’land 2011 (Hari Ketiga)

Minggu, 24 Juli 2011, hari terakhir Java Rockin’land diwarnai oleh banyaknya pria berseliweran memakai kaos hitam bertuliskan Helloween serta gelak tawa menyaksikan Good Charlotte meng-cover I Heart You dari Boyband SM*SH. Panggung Helloween ditemani rintik hujan, sementara atraksi joget, Kang Jono, mengiringi penampilan Gugun Blues Shelter.

Edane tampil di Gudang Garam Stage membawakan Kau Pikir Kaulah Segalanya yang  menjadi hits mereka sekitar 9 tahun yang lalu, diikuti oleh penonton yang hadir bernyanyi di sepanjang lagu.

Sementara itu, Sir Dandy yang baru menelurkan satu album Lesson 1, menampilkan aksi yang unik dengan musikalitas mereka yang sangat sederhana. Dibantu oleh Ade Paloh dari Sore Band yang memainkan bass, Sir Dandy, mengundang tawa penonton dengan aksinya memainkan lagu-lagu yang memang memiliki ciri khas dari lirik yang mudah diingat. Seperti ketika mereka membawakan lagu Chris John, diselingi dengan kalimat “sikat john!” di Jump Stage. Kekonyolannya tidak berhenti sampai di situ. Karena ingar-bingar musik yang terdengar dari tempatnya manggung, ia berceletuk, “Metal berisik banget dah!!” diikuti tawa lepas penonton yang ramai menyaksikan.

BNI Stage menampilkan /Rif yang menyedot penonton sama seperti ketika Netral bermain 2 hari sebelumnya. Penuh sesak. Membawakan Radja, Salah Jurusan  dengan akustik set, /Rif berhasil membuat penonton ber-sing along.

Pukul 18.00 di Radical Stage, Ricky Siahaan yang sekarang menjadi gitaris Seringai dan Fajar Arifan, drummer Alexa, bergabung kembali dengan teman-temannya, Jill dan Junas dalam band hardcore/metal yang sudah mereka bentuk 16 tahun yang lalu, Stepforward. Ini adalah penampilan mereka dalam kurun waktu 4 tahun terakhir. Lagu lama mereka, Belenggu, Angkara, dan Saksi Imaji dibawakan pada reunian singkat mereka kali ini.

Kembali ke main stage, pada pukul 19.00, sudah dipenuhi oleh ribuan penonton yang ingin menyaksikan Good Charlotte. Ketika para personil keluar, langsung menyapa dengan berteriak  “Jakartaaaa!!” berulang kali. Baik Joel maupun Benji mengatakan bahwa mereka sangat cinta Indonesia. We love Indonesia very much! keluar dari mulut Benjamin Madden berkali kali malam itu.

Mereka membawakan Girls and Boys, Hold On, dan salah satu yang menarik, We Believe. Benji mengatakan lagu "We Believe diputar di Indonesia, namun tidak di negara lain." Oleh karena itu, mereka membawakannya pada saat konser di Rockin’land.
A bet is a bet…” celoteh Joel kepada para penonton untuk mengingatkan bahwa Benji pernah berjanji di twitter untuk menyanyikan I Heart You dari SM*SH jika ia kembali ke Jakarta.

Layaknya seorang gentlemen, ia pun memenuhi janjimya untuk menyayikan lagu tersebut, Girl I need you, girl I love youuu… disambut gelak tawa oleh ribuan penonton.
Terakhir Good Charlotte meng-cover Dammit dari band pop punk yang menginspirasi gaya bermusik mereka, Blink 182.

Selesai Good Charlotte, Frente bersiap di Simpati Stage. Setelah mengalami hari yang penuh distorsi, Frente berhasil membuat penonton lebih rileks dengan musik mereka yang down tempo dan nikmat terdengar di telinga karena dimanjakan oleh vokal Angie Hart.

Bizarre Love Triangle dibawakan paling akhir dan tentunya semua yang menyaksikan terhipnotis dengan menyanyikan tiap bait lagu tersebut seakan tidak ingin lagu itu berakhir.

Beralih ke Jump Stage, The Trees and The Wild, band asal Bekasi ini layak menjadi pembuktian kekuatan musisi tanah air di negeri sendiri. Pasalnya, hampir di saat yang sama ketika Frente belum usai tampil, penonton justru lebih memilih beralih pada mereka. Iga Massardi pun berkomentar, “Terima kasih sudah lebih memilih kami daripada Frente… sekarang kita tahu siapa yang terbaik…” diikuti tawa segar penonton.

Ketika The Trees and The Wild membawakan Berlin, hujan gerimis turun, namun semua yang ada di sana bergeming, setia menikmati. Iga Masardi sang gitaris pun berkata kembali, “Terima kasih buat semua yang udah nonton kami. Memang sudah saatnya musisi Indonesia menjadi tuan rumah di negeri sendiri”  diiringi tepuk tangan mengamini.

Pukul 21.45 akhirnya pria-pria yang memakai kaos Helloween dari sore semakin banyak terlihat, berkumpul di tengah-tengah Gudang Garam Inter Music Stage. Band power metal asal Hamburg, Jerman, tersebut sangat digilai penonton yang mengacungkan devil horns ke udara. Drummer Daniel Löble sempat bersolo drum yang mengundang decak kagum penonton. Meski hujan cukup deras mengguyur, para penggemar tidak mau beranjak, melewatkan momen di mana mereka menyaksikan secara langsung band metal legendaris tersebut.

Terakhir Helloween membawakan I Want You. Pengalaman mengenyam panggung internasional tampaknya sangat terasa dengan begitu mudahnya mereka mengajak penonton melakukan apa yang Andi Deris, sang vokalis, minta agar suasana lebih meriah.

Klimak Java Rockin’land 2011 ditutup dengan penampilan dari Happy Mondays dan Gugun Blues Shelter di Tebs Stage malam itu.

Sampai jumpa tahun depan!

Java Rockin’land 2011 (Hari Kedua)

Sabtu, 23 Juli 2011, menjadi salah satu hari terbaik bagi festival Java Rockin’land. Hari inilah para legenda rock muncul secara bersamaan. The Cranberries yang berasal dari Irlandia dan bersinar di era 90-an akan tampil menghibur penonton yang tidak kalah ramai dari hari sebelumnya. Sementara Godbless dan Power Metal tampil sebagai wakil legenda rock Indonesia pada hari tersebut.

Godbless yang sudah tidak muda lagi mengajarkan kepada generasi sekarang, bagaimana menyajikan musik rock kepada penonton. Memasuki usia 65 tahun, Ahmad Albar, masih mampu tampil atraktif bersama punggawa Godbless lainnya.

Dibantu oleh paduan suara lagu-lagu yang mereka bawakan, seperti Cermin, Rumah Kita, dan Semut Hitam, nama Godbless semakin kukuh menjadi legenda hidup rock papan atas di Indonesia. Barongsai dan penari kecak pun mereka bawa ke atas panggung sehingga membuat suasana seperti pesta rock yang tidak berkesudahan di panggung utama.

Pukul 21.45, sepeninggalan Kikan, Cokelat menghibur penonton di BNI Stage dengan vokalis baru mereka, Sarah. Membawakan hits mereka, Karma, kemudian dilanjutkan dengan Salah, sekali lagi band Indonesia dimanjakan oleh penontonnya yang bernyanyi dan mengelu-elukan idolanya di atas panggung. Di pertengahan lagu Salah, mereka menyisipkan Luka Lama dan mengajak semua yang hadir untuk ber-sing along.

Pada saat bersamaan, 100 meter dari BNI Stage, Neon Trees, band rock asal negeri Paman Sam ini berhasil menghipnotis ribuan penggemarnya di  Simpati Stage. Aksi mereka dimulai pada pukul 21.45, tepat seperti yang dijadwalkan oleh pihak penyelenggara. Bahkan, antusias penonton sudah terlihat sebelum Tyler Glenn (vocal dan keyboard), Chris Allen (guitar), Branden Campbell (bass guitar), dan Elaine Bradley (drum) menampakkan dirinya di atas panggung. Penonton terlihat setia, dengan duduk manis di hadapan panggung beberapa jam sebelum idolanya unjuk gigi.

Neon Trees satu per satu muncul dari balik panggung. Love and Affection dipilih mereka sebagai lagu pembuka. Suasana panggung pun langsung “pecah” disambut dengan teriakan histeris para penggemar mereka. Tidak lupa sang vokalis mengajak penonton untuk bernyanyi dan menari bersama, “I want you to dance, Jakarta!” teriaknya.
Tyler Glenn tidak hanya menghibur penonton dengan suaranya, akan tetapi juga ia merupakan sosok yang cukup humoris. Sesekali ia berprilaku konyol, seperti pada saat lagu In The Next Room, ia mengambil peci milik salah seorang penonton dan kemudian memakainya. Tyler juga memutar-mutarkan kabel mic ke udara dan kemudian melilitkan di lehernya ketika lagu 1983 dibawakan. Tidak hanya itu, ketika jeda lagu, tepatnya setelah Our War selesai dinyanyikan, aksi konyol Tyler masih berlanjut. Ia justru menyanyikan reff lagu penyanyi remaja laki-laki yang tengah naik daun asal US. “I know you love me, I know you care… baby.. baby.. baby.. ooh..”  lantun Tyler. Gelak tawa dan sorak sorai terdengar dari crowd penonton, “Boooooo..!” Senyum tipis dan tawa renyah terlihat dari wajah Tyler, “I’m joking,” tambahnya.

Pukul 23.00 kerumunan sudah penuh sesak memanggil-manggil nama Dolores, sang vokalis The Cranberries. Seperti biasa sebelum headliner tampil selalu didahului oleh Indonesia Raya yang berkumandang megah di Pantai Karnaval Ancol.

Tidak lama The Cranberries muncul satu per satu, dan memainkan Analyse sebagai lagu pembuka. Gemuruh penonton langsung terjadi ketika Dolores O’Riordan keluar dari balik panggung, mengenakan blazer hitam celana kulit, dengan potongan rambut yang pendek.
The Cranberries membawakan beberapa lagu dari album terbaru mereka, Roses, Ode To My Family, Just My Imagination, serta Zombie yang melambungkan nama mereka ke pentas dunia, dan yang membuat malam itu sempurna adalah ketika Linger  dimainkan. Rasanya, tidak ada satu orang pun di sana yang tidak ikut bernyanyi. Semua hafal dan larut saat lagu tersebut.
Suasana kembali meriah ketika Dolores kembali ke panggung dan menggunakan aksesoris di kepala layaknya seorang suku dari Indian. Menyanyikan Salvation dan membuat Ancol bergetar akibat jingkrakkan puluhan ribu penonton yang menyaksikan.

Lagu encore mereka bawakan dan membuat penonton menunggu sekitar 5 menit. Setelah meneriakkan We Want More!” akhirnya The Cranberries keluar lagi,  dan yang mengejutkan adalah ketika Dolores mengganti pakaiannya dengan gaun hitam panjang yang membuatnya malam itu menjadi wanita paling cantik di Pantai Karnaval. Setelah Promises, Dreams menjadi klimaks, membuat sekali lagi daratan Ancol bergetar.

Setelah The Cranberries, Blood Red Shoes yang tampil kedua kalinya, Power Metal,  Burgerkill, dan Blood Diamond menutup Java Rockin’land hari kedua.

Java Rockin’land 2011 (Hari Pertama)

Jum’at, 22 Juli 2011, hari pertama dari hajatan musik rock terbesar se-Asia Tenggara, Java Rockin’land, dimulai. Line up artis yang ditawarkan pada hari itu tak dipungkiri menarik banyak pengunjung muda-mudi penikmat musik keras. Mulai dari Seringai hingga 30 Seconds To Mars, yang membuat Pantai Karnaval Ancol dipadati sejak sore hingga larut dini hari.

Pukul 16.30, Simpati Stage sudah dipenuhi oleh “kerumunan serigala”  ̶  sebutan fans dari Seringai yang merupakan kali kedua mereka tampil di Java Rockin’land. Hampir di saat yang bersamaan,  L’Alphalpha menunjukkan performa mereka di Jump Stage, membawakan  About a Friend, Comet’s Tail, yang sudah akrab di telinga penggemar mereka.

PAS Band menjadi penampil pertama yang menjajal panggung utama Gudang Garam Inter Music Stage. Sempat juga berkolaborasi dengan Baron dan Iwan gitaris Saint Loco. Pas Band membawakan Sejuta Harapan, Kesepian Kita, serta tidak ketinggalan Yesterday dari The Beatles yang mereka aransemen ulang dengan gaya musik mereka sendiri.

Tebs Stage yang letaknya tidak jauh dari panggung utama menampilkan The Dirt Radicals band beraliran punk rock asal Australia, yang memulai aksinya dengan membawakan intro dari Ramones, Hey… Ho Lets go!

Apresiasi terhadap musisi Indonesia ditunjukkan ketika kerumunan penonton lebih banyak mengarah ke performa Sheila On 7 yang bermain di Simpati Stage. Kerinduan untuk mendengarkan mereka tampil live pun terbayar lunas karena malam itu dibawakan lagu-lagu hits dari album pertama, seperti Kita dan Anugerah Terindah Yang Pernah Kumiliki, yang membuat ratusan  penonton bernostalgia kembali pada dekade akhir 90-an. “Temenin saya nyanyi ya, engga usah pake gitar, soalnya suara kalian lebih bagus dari suara gitarnya Eross…” canda Duta sebelum mereka membawakan Hari Bersamanya.

Band beraliran grindcore yang lahir di era orde baru, Tengkorak, menghajar Tebs Stage pada pukul 21.45. Hampir di setiap lagu yang mereka bawakan, sang vokalis selalu mengawalinya dengan orasi singkat, kritik sosial dan moral, “Indonesia itu belum siap jadi negara demokrasi, karena demokrasi selalu diiringi dengan korupsi…!” salah satu bunyi orasi dari Tengkorak.

Steven Ansell dan Laura-Mary Carter dari Blood Red Shoes naik ke atas panggung menghibur penonton di Simpati Stage. Duo asal Brighton, Inggris, ini mengingatkan kita pada The White Stripes dengan posisi Instrumen yang berlawanan. Si cantik Laura memainkan gitarnya dan Steven duduk pada posisi drum tanpa bantuan instrumen lain. Mereka di antaranya membawakan, When We Wake dan Light it Up.

Tidak lama setelah itu, trio Bagus, Eno, dan Choky dari Netral beraksi di BNI Stage (Dome) Ancol. Lagi-lagi penonton menunjukkan bahwa musisi Indonesia tidak kalah kualitas dengan musisi luar negeri. Buktinya, stage yang berada di indoor ini penuh sesak sampai-sampai ruang gerak menjadi terbatas di dalamnya, meski di saat yang bersamaan Blood Red Shoes sedang tampil di Simpati Stage. Netral memang memiliki magnet tersendiri ketika berada di atas panggung. Di barisan depan, Netraliser, fans setia mereka, terus berjoget dan bernyanyi di setiap lagu seperti tidak pernah kehabisan tenaga. Di tengah performanya, Eno memainkan solo drum yang membuat penonton yang menyaksikannya berdecak kagum. Para wanita berteriak histeris. Malam itu Netral membawakan nomor Pertempuran Hati, Cinta Gila, Lintang, dan yang paling akhir, Garuda di Dadaku yang mendadak menjadi koor massal di dalam Dome Ancol.  

Beberapa jam sebelum gate dibuka pihak Java Rockin’land mengumumkan kemunduran jadwal bermain 30 Second To Mars melalui akun twitter mereka, Due to technical reasons, Thirty Seconds To Mars show is delayed to 00.45. We apologize for any inconvenience #JRL2011. 

30 Seconds To Mars yang menjadi headliner hari pertama mengalami kendala teknis, meski begitu Gudang Garam Intermusic Stage sudah mulai ramai dipenuhi sejak pukul 11 malam.

Tepat pukul 00.30, Tria dari Changcuters dan Yukie PAS Band keluar dan mengajak puluhan ribu penonton yang hadir untuk menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya.

Tidak lama setelah itu, Tomo Milosevic, Shannon Leto, dan Jared Leto, keluar disambut meriah dengan teriakan “We want Mars!” Backsound dari lagu Escape menjadi penanda dimulainya konser mereka.
Beautiful Lie langsung berkumandang dan suasana Pantai Karnaval Ancol bergema dengan riuh penonton yang memang menunggu-nunggu mereka hari itu.
Search and Destroy, This is War, dari album terbaru mereka dibawakan dengan apik. Tata lampu dan LED di belakang panggung menambah megah suasana. Balon-balon berukuran besar berwarna merah dilepaskan ke udara, dan taburan confetti mengiring lagu Closer to The Edge sehingga menambah semangat dan antusias penonton yang tidak hentinya berjingkrak dan sing along bersama sepanjang konser.
Lagu encore Kings and Queens yang sudah ditunggu-tunggu pun akhirnya dibawakan sebagai penutup. Seperti konser mereka di mana pun, penonton selalu diajak untuk naik ke atas panggung menemani Jared Leto membawakan lagu tersebut. Alhasil, penonton pun berpeluh keringat pada pukul 2 dini hari dan ekspresi kegembiraan tidak hilang dari mereka hingga Rockin’land hari pertama berakhir digelar.
Sebuah konser yang pastinya akan membekas dan tidak habis dibicarakan bagi Echelon, sebutan fans 30 Seconds To Mars.

Sabtu, 13 Agustus 2011

Blink 182 Is Back !!!


Grammy Award 2009 yang diselenggarakan di Staples Center, Los Angeles, Amerika Serikat 2 Februari 2009 mungkin adalah moment penting untuk Blink 182, Pada acara itulah pertama kali Blink 182 memberikan komentar resmi bahwa mereka telah bersatu lagi. setelah sebelumnya mengatakan bubar dan serius dengan proyek masing-masing.
Trio yang terdiri dari Tom Delonge (Gitaris, vokalis), Mark Hoppus (Basis, vokalis), Travis Barker (Drummer) pada acara Grammy Award 2009 memang hanya membacakan nominasi dan pemenang Grammy, tetapi melihat mereka bersama saja sudah membuat para fans gembira, bahagia dan sedikit tak percaya, saat berada di atas panggung, Travis sempat berucap "Kami sudah biasa bermain musik bersama dulu, kini seharusnya kami bersama-sama lagi.". Sementara Tom dan Mark yang berdiri di sebelahnya mengatakan dengan lantang "Blink 182 is back !!!"

Blink 182


Blink-182 dibentuk oleh Tom DeLonge (vokal dan gitar) dan Mark Hoppus (vokal dan bass). Setelah itu masuklah Scott Raynor sebagai drummer. Blink-182 sebelumnya dinamakan Blink, tetapi sudah ada grup musik beraliran pop asal Irlandia yang bernama Blink. Mereka pun menambahkan angka 182, yang diambil dari judul film Turk! 182.

Album pertama mereka di 1993 berjudul “Fly Swatter”, lucunya album ini direkam di kamar Scott kontan saja kualitas suaranya kurang bagus alias ancur ! Terus disusul oleh album “Buddha” di 1994.
Blink baru punya album beneran di tahun 1994 “Chesire Cat”, di tahun ini pulalah pergantian nama dari Blink jadi Blink 182 terjadi. Tertarik dengan musikalitas Blink, perusahaan rekaman gede, MCA mulai mengontrak mereka, dan meluncurkan albumnya ”Dude Ranch” dan lahirlah 2 lagu hit mereka “Josie” serta “Dammit” 2 lagu itu melambung di peringkat teratas charts Amerika selama beberapa waktu.

Di 1998 timbul Scott yang sudah sangat bergantung dengan alkohol memutuskan untuk keluar dan meninggalkan band karena ingin istirahat dan melanjutkan sekolah. Hilangnya satu anggota tentu butuh pengganti ,Travis Barker mantan drummer Aquabats dinobatkan sebagai pengganti Scott hingga saat ini.

Di tahun 1999 dengan dirilisnya album ”Enema of The State” sukses mengantarkan Blink ke puncak popularitas, banyak lagu-lagu dari album itu yang diputar di radio-radio dan Mtv untuk waktu yang cukup lama lagu-lagu seperti “Adam’s Songs”, “All The Small Things” , “What’s my Age Again” ternyata mampu dijual kepasaran dan bersaing dengan band yang se-genre seperti ; NOFX, Green Day, dan The Offspring. Kesuksesan Blink 182 semakin menanjak pada tahun 2001, mereka melontarkan “Take Off Your Pants And Jacket” kepasar. Mereka juga muncul disampul majalah Cosmogirl dan memenangi “Nicklelodeon Kid’s Music Awards”.
Di tahun 2002, muncul invasi dari Simple Plan, GC, New Found Glory, yang juga turut meramaikan blantika musik saat itu. Tak gentar Blink 182 juga terjun dengan “Blink-182 Untitled” muncul lagu-lagu paling dahsyat dari Blink :”I Miss You”,”Down”,”Feeling This”,”Always” bener-bener nunjukin proses kedewasaan dari band ini, walaupun ada yang bilang kalau Blink terpengaruh sama musikalitas dari U2 ama The Police.

2005, Blink 182 mulai bubar dengan alasan “pingin kumpul bareng keluarga” sebagai perpisahan, dirilis “Greatest Hits”, kini Blink 182 terpecah jadi 2 : ”+44″ yang digawangi Travis Barker dengan Mark Hoppus, sementara Tom DeLonge di “Angels And Airwaves”.

"Hari-hari Blink 182 tidak lebih. Tom, Travis dan Mark adalah dalam berbagai band sekarang, dalam arah yang berbeda. Tapi musik dan kesenangan Blink 182 yang kita buat akan hidup dalam jiwa kita".

Jumat, 12 Agustus 2011

Tom Delonge "Blink 182"

Nama Lengkap : Thomas Matthew DeLonge
Tempat, tanggal lahir : Poway, California, 13 Desember 1975
Posisi : Vokalis, Gitaris
Binatang Peliharaan : Anjing Jerman Shepherd, diberi nama Grey

Dia lahir dan hidup di Poway, California. Ibunya, agen real estate, namanya Carrie, dan ayahnya, seorang eksekutif perusahaan energi, namanya Tom, Sr. Dia punya kakak laki-laki, Shon, dan adik perempuannya, Kari. Di SMU dia sama seperti anak punk lainnya. Dia pernah di skors sama sekolahnya selama sepanjangan tahun karena pernah ketahuan mabuk-mabukan. Orang tuanya enggak suka banget dan menekan dia untuk berhenti bermain musik. Tapi Tom cinta mati sama dunia musik, dia menulis lagu untuk album Dude Ranch (yah pikir sendiri deh judulnya). Anyway, Tom dapet penghargaan waktu kembali ke sekolah, dan semua temen-temennya memilihnya jadi Homecoming King. Sebenernya, ini adalah bagian dari rencana untuk menghindari pengurus sekolah, yang sangat dia benci. Pendeknya, setelah SMU, Tom bareng sahabat karibnya, Mark, membentuk sebuah band yg dikasih nama Blink. Tom terkenal dengan pikiran gilanya tentang konspirasi dan alien. Dia sekarang tinggal di Encinitas, California dan menghabiskan semua waktu luangnya bareng sama istrinya, Jennifer.
Setelah keluar dari Blink 182, ia membentuk grup musik Angels & Airwaves bersama mantan anggota Hazen Street, 30 Seconds To Mars, The Offspring dan Rocket From the Crypt.

Mark Hoppus "Blink 182"

Nama Lengkap : Mark Allan Hoppus
Tempat, tanggal lahir : Ridgecrest, California, 15 Maret 1972.
Posisi : Vokal, Basis
Situs Video : http://www.himynameismark.com/

Mark di kenal sebagai Lady Killer. Dia besar di Ridgecrest, California, kota paling dull (kacau) di dunia. Masa kecil Mark sama aja kayak kita-kita. Dia selalu bosen tumbuh dewasa. Dia sama temen-temennya suka membakar apa aja di padang pasir cuma buat seneng-seneng. Mark tinggal sama bokapnya, karna orang tuanya udah bercerai waktu dia umur 8 tahun, terus adik perempuannya, Anne tinggal ama nyokapnya. "Gue kira mereka menggambarkan dua orang tua, dua anak," kata Mark. Anyway, setelah 5 tahun kuliah dan nggak pernah lulus, Mark memutuskan untuk keluar aja dan nyoba sesuatu yang dia suka, sesuatu nggak nggak bisa bikin kacau... musik.
Pada bulan Agustus 1992, adik Mark yang bernama Anne memperkenalkannya pada Tom DeLonge.
Pada tahun 1992, Mark dan Tom bertemu dengan Scott Raynor. Lalu mereka bertiga sepakat untuk membuat grup musik yang dinamakan Blink-182.
Pada tahun 1996, Scott Raynor terkena penyakit yang disebabkan oleh minuman keras. Scott harus keluar dari Blink-182 untuk menjalani rehabilitasi. Scott keluar pada tahun 1997 setelah Blink-182 merilis album Dude Ranch.
Pada tahun 1997, Blink-182 melakukan tur bersama The Aquabats. Di situ mereka bertemu dengan Travis Barker, drummer untuk The Aquabats. Mereka menawarkan Travis untuk menjadi drummer di band Blink-182 dan Travis pun menerima tawarannya.
Pada Februari 2005, Blink-182 bubar. Mark dan Travis membuat band yang alirannya tidak jauh beda dengan Blink-182, bersama Shane Gallagher dan Craig Fairbaugh. Band itu diberi nama +44.
Mark pernah bernyanyi sebagai vokal latar pada lagu MxPx yang berjudul "Wrecking Hotel Room" dalam album "Panic". Dan lagu "Empire" untuk soundtrack The Passion of The Christ. Mark juga membantu Simple Plan untuk lagu "I'd Do Anything" dalam album "No Pads, No Helmets...Just Balls".
Mark menikah dengan Skye Everly pada 2 Desember, 2000. Mark mempunyai anak yang bernama Jack Hoppus yang lahir pada 5 Agustus 2002.

Travis Barker "Blink 182"

Nama Lengkap : Travis London Barker
Tempat, tanggal lahir : Fontana, California, Amerika Serikat, 14 November 1975
Posisi : Drummer
Situs Web : http://www.travisbarker.com/

Travis besar di daerah yang agak kacau di Fontana, California. Dia tinggal sama bokapnya yg seorang masinis namanya Randy, dan ibunya Gloria, seorang ibu rumah tangga. Suatu hari, tepat sebelum Travis mulai masuk SMU, ibunya meninggal karena penyakit kanker, lebih cepat tiga bulan dari diagnosa dokter. Travis sangat terpukul, karena ibunya udah melalukan segalanya buat dia, misalnya, dia adalah orang yang paling pertama yang menyuruhnya untuk bermain drum saat dia masih berumur 4 tahun. Sebelum meninggal ibunya bilang ama Travis "Tetap bermain musik dan gapailah semua mimpi-mimpimu". Jadi Travis cepat-cepat menyelesaikan sekolahnya dan memulai karir musiknya. Dia sudah banyak main bareng band-band punk, terutama Aqubats. Di band itu dia punya nama panggilan yaitu "Baron Von Tito". Travis bergabung dengan Blink 182 tahun 1998 setelah drummer lamanya, Scott Raynor. Meskipun dia tidak sekonyol Mark atau Tom, he's still one of the guys. Dia duduk dengan tenang di kursinya di belakang drum. Dia juga mengoleksi mobil Cadillac dan sepeda tua. Barker menjadi terkenal karena rambut mohawk dan kecenderungannya bertelanjang dada pada saat maen drum, dan mengungkapkan banyak tato. Barker telah membuktikan dirinya sebagai drummer yang sangat sukses, memproduksi dan membuat "remix" drum dari berbagai genre musik seperti hip-hop, rock alternatif, pop dan country. Travis juga sempat mendirikan perusahaan pakaian Famous Stars and Straps di tahun 1999 dan LaSalle Records di tahun 2004. Travis juga membuka sebuah restoran bernama Wahoo's Fish Taco di California.
Travis sudah menikah dua kali. Travis menikah dengan Melissa Kenedy pada 22 September 2001 tapi pasangan ini hanya bertahan selama 11 bulan. Pasangan ini bercerai pada tanggal 6 Agustus 2002. Pada tanggal 30 Oktober 2004 Travis menikah kembali dengan Miss USA 1996 Shanna Moakler. Travis dan Moakler mempunyai 2 orang anak yaitu Landon Asher dan Alabama Luella, serta 1 Moakler Atiana Cecilia de la Hoya anak dari pacar istrinya dengan petinju Oscar De La Hoya.