Jum’at, 22 Juli 2011,
hari pertama dari hajatan musik rock terbesar se-Asia Tenggara,
Java Rockin’land, dimulai.
Line up artis yang ditawarkan pada hari itu tak dipungkiri menarik banyak pengunjung muda-mudi penikmat musik keras. Mulai dari
Seringai hingga
30 Seconds To Mars, yang membuat Pantai Karnaval Ancol dipadati sejak sore hingga larut dini hari.
Pukul 16.30,
Simpati Stage sudah dipenuhi oleh
“kerumunan serigala” ̶ sebutan fans dari
Seringai yang merupakan kali kedua mereka tampil di
Java Rockin’land. Hampir di saat yang bersamaan,
L’Alphalpha menunjukkan performa mereka di
Jump Stage, membawakan
About a Friend, Comet’s Tail, yang sudah akrab di telinga penggemar mereka.
PAS Band menjadi penampil pertama yang menjajal panggung utama
Gudang Garam Inter Music Stage. Sempat juga berkolaborasi dengan
Baron dan
Iwan gitaris
Saint Loco.
Pas Band membawakan
Sejuta Harapan, Kesepian Kita, serta tidak ketinggalan
Yesterday dari
The Beatles yang mereka aransemen ulang dengan gaya musik mereka sendiri.
Tebs Stage yang letaknya tidak jauh dari panggung utama menampilkan The Dirt Radicals band beraliran punk rock asal Australia, yang memulai aksinya dengan membawakan intro dari Ramones, Hey… Ho Lets go!
Apresiasi terhadap musisi Indonesia ditunjukkan ketika kerumunan penonton lebih banyak mengarah ke performa Sheila On 7 yang bermain di Simpati Stage. Kerinduan untuk mendengarkan mereka tampil live pun terbayar lunas karena malam itu dibawakan lagu-lagu hits dari album pertama, seperti Kita dan Anugerah Terindah Yang Pernah Kumiliki, yang membuat ratusan penonton bernostalgia kembali pada dekade akhir 90-an. “Temenin saya nyanyi ya, engga usah pake gitar, soalnya suara kalian lebih bagus dari suara gitarnya Eross…” canda Duta sebelum mereka membawakan Hari Bersamanya.
Band beraliran grindcore yang lahir di era orde baru, Tengkorak, menghajar Tebs Stage pada pukul 21.45. Hampir di setiap lagu yang mereka bawakan, sang vokalis selalu mengawalinya dengan orasi singkat, kritik sosial dan moral, “Indonesia itu belum siap jadi negara demokrasi, karena demokrasi selalu diiringi dengan korupsi…!” salah satu bunyi orasi dari Tengkorak.
Steven Ansell dan
Laura-Mary Carter dari
Blood Red Shoes naik ke atas panggung menghibur penonton di
Simpati Stage. Duo asal Brighton,
Inggris, ini mengingatkan kita pada
The White Stripes dengan posisi Instrumen yang berlawanan. Si cantik
Laura memainkan gitarnya dan
Steven duduk pada posisi drum tanpa bantuan instrumen lain. Mereka di antaranya membawakan,
When We Wake dan
Light it Up.
Tidak lama setelah itu, trio
Bagus,
Eno, dan
Choky dari
Netral beraksi di
BNI Stage (Dome) Ancol. Lagi-lagi penonton menunjukkan bahwa musisi Indonesia tidak kalah kualitas dengan musisi luar negeri. Buktinya,
stage yang berada di
indoor ini penuh sesak sampai-sampai ruang gerak menjadi terbatas di dalamnya, meski di saat yang bersamaan
Blood Red Shoes sedang tampil di
Simpati Stage.
Netral memang memiliki magnet tersendiri ketika berada di atas panggung. Di barisan depan,
Netraliser, fans setia mereka, terus berjoget dan bernyanyi di setiap lagu seperti tidak pernah kehabisan tenaga. Di tengah performanya,
Eno memainkan solo drum yang membuat penonton yang menyaksikannya berdecak kagum. Para wanita berteriak histeris. Malam itu
Netral membawakan nomor
Pertempuran Hati, Cinta Gila, Lintang, dan yang paling akhir,
Garuda di Dadaku yang mendadak menjadi koor massal di dalam
Dome Ancol.
Beberapa jam sebelum
gate dibuka pihak
Java Rockin’land mengumumkan kemunduran jadwal bermain
30 Second To Mars melalui akun
twitter mereka,
Due to technical reasons, Thirty Seconds To Mars show is delayed to 00.45. We apologize for any inconvenience #JRL2011.
30 Seconds To Mars yang menjadi headliner hari pertama mengalami kendala teknis, meski begitu
Gudang Garam Intermusic Stage sudah mulai ramai dipenuhi sejak pukul 11 malam.
Tepat pukul 00.30,
Tria dari
Changcuters dan
Yukie PAS Band keluar dan mengajak puluhan ribu penonton yang hadir untuk menyanyikan lagu kebangsaan
Indonesia Raya.
Tidak lama setelah itu,
Tomo Milosevic,
Shannon Leto, dan
Jared Leto, keluar disambut meriah dengan teriakan
“We want Mars!” Backsound dari lagu Escape menjadi penanda dimulainya konser mereka.
Beautiful Lie langsung berkumandang dan suasana
Pantai Karnaval Ancol bergema dengan riuh penonton yang memang menunggu-nunggu mereka hari itu.
Search and Destroy, This is War, dari album terbaru mereka dibawakan dengan apik. Tata lampu dan LED di belakang panggung menambah megah suasana. Balon-balon berukuran besar berwarna merah dilepaskan ke udara, dan taburan
confetti mengiring lagu
Closer to The Edge sehingga menambah semangat dan antusias penonton yang tidak hentinya berjingkrak dan
sing along bersama sepanjang konser.
Lagu
encore Kings and Queens yang sudah ditunggu-tunggu pun akhirnya dibawakan sebagai penutup. Seperti konser mereka di mana pun, penonton selalu diajak untuk naik ke atas panggung menemani
Jared Leto membawakan lagu tersebut. Alhasil, penonton pun berpeluh keringat pada pukul 2 dini hari dan ekspresi kegembiraan tidak hilang dari mereka hingga
Rockin’land hari pertama berakhir digelar.
Sebuah konser yang pastinya akan membekas dan tidak habis dibicarakan bagi
Echelon,
sebutan fans
30 Seconds To Mars.